Blog Archive

"Jiwaku berkata padaku dan menasehatiku agar mencintai semua orang yang membenciku, dan berteman dengan mereka yang memfitnahku." - Kahlil Gibran
Diberdayakan oleh Blogger.
Kamis, 24 Desember 2015


Long week end tiba. Tanggal merah sebagai penanda Natal akan tiba esok hari. Pekan depan masih ada lagi long week end. Pekan depan tanggal merah penanda tahun baru masehi. Belum lagi sekarang sedang liburan anak sekolah. Sebagian besar mahasiswa pun sudah banyak yang libur antarsemester. Oh, ya, hari ini Kamis, 24 Desember 2015.
Sebagai orang Bandung, yang lahir dan sampai sekarang tetap di Bandung, merasa tidak heran dengan kemacetan Kota Bandung yang menjadi langganan saat akhir pekan tiba. Apalagi sekarang ini long week end. Kalender di rumah saya menunjukkan tanggal merahnya pada hari Jumat, tetapi Kota Bandung sudah macet sejak hari Rabu. Ternyata, hari ini (Kamis) peringatan Maulid Nabi, kalender di rumah saya ga ada tandanya. Oh, ya, kemacetan Kota Bandung yang hari Rabu itu saya tahu dari berita televisi. Namun, saya tidak terlalu menyimak beritanya karena saya rasa sudah biasa. Tetapi ada yang membuat saya bingung. Apakah mereka sedang berwisata di Kota Bandung atau memang warga Kota Bandung yang sedang sibuk? Jika benar sedang berwisata, siapakah mereka? Orang Bandung yang sedang berwisata di kotanya sendiri atau orang luar Bandung. Ah, sudahlah lagian saya sudah malas untuk menyimaknya, bukan?
Seperti biasa saya bangun tidur agak siang karena akhir-akhir ini sering tidur subuh. Setelah bangun tidak lupa pula untuk sarapan. Kalau tidak ada kepentingan biasanya langsung menyalakan laptop untuk kemudian online. Sebagai jobseeker apalagi aktivitasnya. Hahaha. Biasanya saya cek email sama line, terus baca-baca dikit yang ada di timeline twitter, dan lihat trending topic. Hari ini begitu banyak yang update status di media sosial dan pemberitaan di beberapa portal perihal macet. Saya tidak tahu kebenarannya, karena kalau yang update status di medsos kadang tidak ada bukti fotonya. Tapi walau demikian saya mempercayai bahwa di luar sana sedang terjadi kemacetan di banyak titik, baik di Bandung maupun luar Bandung. Objek-objek wisata di mana-mana menjadi tujuan banyak orang untuk mengisi waktu long week end-nya. Tidak ada yang salah.
Di medsos banyak sekali yang update status mengeluhkan kemacetan. Kadang saya heran sama orang yang update status mengeluhkan kemacetan tetapi dirinya sendiri bagian dari kemacetan. Ya, saya juga suka jengkel saat merasakan kemacetan, terlebih saat naik angkutan umum. Tetapi saya selalu untuk coba menahan keluhan itu, karena saya ada di dalamnya.
Ada lagi yang mengeluhkan kemacetan tetapi dirinya bukan bagian dari kemacetan. Contohnya, saya pernah mengeluhkan tentang macet di Kota Bandung, tetapi saat itu saya tidak berada dalam kemacetan. Nah, saya mengeluhkan ini bukan karena macetnya, tetapi kalau saat macet suka banyak mengeluh macet dan yang mengeluhnya bagian dari kemacetan. Kadang saya malas juga bacanya.
Terakhir, di lingkungan sekitar saya banyak orang merasa sangat bangga sama Bandung yang selalu diekspos media tentang tempat-tempat rekreasinya. Bandung dengan alam yang indah dan segala kreativitas penduduknya menjadi daya tarik wisatawan, baik lokal Bandung, nasional, atau internasional. Banyak tempat wisata di Bandung yang akhir-akhir ini diekspos media. Karena orang Bandung yang katanya hobi selfie untuk kemudian di-upload di medsos, biasanya tempat tersebut menjadi hits lalu media mengeksposnya. Dari situlah awal ramainya tempat-tempat wisata di daerah Bandung. Akibatnya jalanan menjadi macet dipenuhi wisatawan.
Oh, ya, saya bukan termasuk orang yang sangat bangga ketika melihat tempat wisata di Bandung dan sekitarnya terekspos media. Mengapa? Karena mengakibatkan macet! Hehehe.
 
NB: Di tulisan itu kadang saya menuliskan “Kota Bandung”, kadang juga “Bandung. Kota Bandung berarti hanya wilayah Kota Bandung. Kalau Bandung berarti Bandung Raya atau Bandung dan sekitarnya yang mencakup Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, serta Kota Cimahi.


IFM 

0 komentar: