Blog Archive

"Jiwaku berkata padaku dan menasehatiku agar mencintai semua orang yang membenciku, dan berteman dengan mereka yang memfitnahku." - Kahlil Gibran
Diberdayakan oleh Blogger.
Sabtu, 08 September 2012
Jembatan layang Cimindi merupakan jembatan layang pertama yang dibangun di wilayah Bandung Raya. Jembatan layang ini terletak di ruas Jalan Raya Cimindi yang menghubungkan Kota Bandung dan Kota Cimahi. Alasan utama dibangunnya jembatan layang ini adalah untuk memecah kemacetan yang kerap terjadi di kawasan Cimindi. Pada akhir dekade 1980-an, jalur Cimindi sudah tak memadai lagi untuk menampung volume kendaraan yang melintasinya. Volume kendaraan saat itu meningkat tiga kali lipat dibandingkan dengan awal tahun 1980-an. Daerah itu juga merupakan kawasan ramai dengan perdagangan dan sentra industri tekstil.
Kawasan itu juga menjadi perlintasan kereta api. Kemacetan semakin parah pada jam-jam sibuk. Kendaraan umum yang menuju Kota Cimahi ataupun Kota Bandung akan sangat padat. Apalagi, kawasan ini juga dilintasi kendaraan-kendaraan besar yang menuju kawasan pabrik di sekitar Jalan Raya Cimareme, Batujajar, dan Padalarang.
Pada 1988, pembangunan jembatan laying mulai dicanangkan. Tepatnya September 1988, Departemen Pekerjaan Umum Ditjen Bina Marga mulai merancang jembatan layang yang cocok untuk kawasan itu. Konsep jembatan yang dipilih adalah jembatan yang ditopang oleh pilar-pilar penyangga tanpa besi-besi yang menggantung di pinggir jembatan. Selain memberikan efek psikologis yang berkesan lengang dan luas, jembatan seperti ini juga memiliki nilai estetis, sesuai dengan kondisi perkotaan yang penuh dengan gedung ataupun permukiman.
Pembangunan jembatan layang Cimindi ini memakan waktu hingga tiga tahun, mulai dari tahun 1990 hingga 1993. Sebelumnya, pembangunan jembatan ini diperkirakan selesai pada Agustus 1992. Pada Maret 1992, jembatan layang ini sempat difungsikan sementara selama enam hari untuk mengatasi kemacetan menghadapi Hari Raya Lebaran 1412 H, yakni tiga hari sebelum dan setelah Lebaran. Saat itu, pembangunan jembatan sudah mencapai 85 persen. Jembatan sudah dipasangi batu-batu (subbase) hingga aman jika dilewati kendaraan. Namun penyelesaian pembangunan jembatan layang ini tak sesuai dengan yang dijadwalkan. Salah satu factor yang menyebabkan keterlambatan adalah tersendatnya dana. Kepadaran penduduk di sekitar lokasi dan adanya lintasan kereta api juga ikut andil dalam menghambat pembangunannya saat itu.
Kini, hampir delapan belas tahun jembatan layang ini membentang. Berbagai pemeliharaan teknis rutin dilakukan, termasuk pemeliharaan dari segi estetika, seperti pengadaan potberisi tanaman dan pembuatan mural di kesepuluh pilarnya. Meskipun, masalah kemacetan di bawah jembatan layang belum sepenuhnya terpecahkan, paling tidak, kini masyarakat memiliki alternatif untuk melewati kawasan ini dengan lebih nyaman. (Kania D.N./Periset “PR”)***
  • Lokasi : Jalan Cimindi, Kota Cimahi
  • Panjang : 0,367 km
  • Lajur : 2 x 3,70 meter /dua arah
  • Waktu pembangunan : 1990 s.d. 28 Juli 1993
  • Sumber Dana : DIP APBN
  • Nilai Kontrak Fisik : Rp 4.616.599.446,53
  • Perencara Teknik : Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga melalui BIPRAN Sentral Design Office
  • Pelaksana pembangunan : PT. Waskita Karya

Dikutip dari Harian Pikiran Rakyat Minggu, 3 April 2011 Halaman 2

0 komentar: